Runtuhnya Orde Baru: Angin Segar Kebebasan Indonesia


Runtuhnya Orde Baru – Indonesia mendapatkan angin segar setelah orde baru runtuh. Sobat Kepo, apakah kalian tahu bahwa salah satu dari Presiden Republik Indonesia (RI) pernah menjabat selama 32 tahun? Ialah Soeharto atau akrab disapa Pak Harto, Presiden Kedua Republik Indonesia yang langgeng dengan kekuasaannya selama lebih dari tiga dekade. Lemahnya pengawasan DPR dan MPR, membuat eksekutif yang dipimpin Soeharto merajalela bahkan oposisi sangat diharamkan saat rezim ini berkuasa.

Kemunculan Soeharto di jajaran orang penting di republik ini tentu penuh dengan kontraversi. Menteri Panglima Angkatan Darat  itu mendapatkan mandat berdasarkan surat perintah dari Ir. Soekarno yang kala itu menjabat sebagai Presiden RI untuk menumpas hal-hal yang perlu untuk menjaga kestabilan negara. Surat perintah itu dikenal dengan sebutan Surat Perintah Sebelas Maret atau disingkat menjadi SUPERSEMAR. Itulah awal mula bagaimana kemudian Soeharto mampu menduduki posisi sebagai Presiden RI bahkan hingga 32 tahun.

Selain pidato Nawakasara Ir. Soekarno pada sidang MPRS tidak diterima dan ia juga dianggap alpa dari kewajibannya dalam mempertanggung jawabkan kejadian G-30S. Akhirnya melalui beberapa proses sidang yang panjang, pada 7 Maret 1967 kekuasaan Ir. Soekarno sebagai Presiden dicabut dan diserahkan pada Soeharto. Mulai sejak itulah Soeharto mengambil alih kekuasaan dan berjaya hingga akhirnya runtuhnya orde baru sebutan zaman kepemimpinan Soeharto pada pertengahan tahun 1998.  

Kejayaan Orde Baru

Sampai saat ini, kesuksesan orde Baru dalam hal ekonomi masih dikenang masayarakat Indonesia. Suksesnya berbagai program Soeharto membuat masyarakat bisa hidup berkecukupan kala itu. Di tangan Soeharto, Indonesia sukses melakukan swasembada pangan, berjalannya program KB, transmigrasi, menuntaskan buta huruf, menurunkan angka penganguran, menurunkan jumlah gizi buruk, dan tentunya suksesnya program REPELITA, program pembangunan 5 tahun. Sekolah Inpres, Pasar Inpres, dan masih banyak lainnya.

Kesuksesan ini tak lepas dari kegigihan Soeharto untuk mengangkat derajat negara Indonesia. Namun dibalik semua itu, ada praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang begitu marak bahkan besar-besaran di lingkungan pemerintah. Stabilitas keamanan dan politik yang sangat kuat membuat oposisi diharamkan rezin Orde Baru. Bahkan kritik dari media dibungkam dan koran-koran dibredel. Lebi dari itu, timbul juga istilah PETRUS, penembak misterius.

Kekuasaan Soeharto yang berlebihan membuat gerah rakyat Indonesia khususnya para mahasiswa. Kekuasaan tertinggi yang harusnya ada pada DPR dan MPR malah terbalik. Eksekutif memegang peran yang sangat kuat dan bahkan lembaga yudikatif ada di bawah presiden. Lemahnya pengawasan membuat rezim orde baru bebas melakukan apa yang dikehendakinya termasuk melakukan KKN. Inilah kemudian menjadi pemicu runtuhnya orde baru.

Awal Runtuhnya Orde Baru

Berawal dari krisis moneter Asia 1997, Indonesia merasakan dampak yang luar biasa. Nilai tukar dollar naik dan bahkan berlipat-lipat. Harga sembako juga ikut melambung. Krisis ini semakin diperparah oleh korupsi yang dilakukan Soeharto dan kroninya.

Morat maritnya keadaan ekonomi dan hilangnya kepercayaan masayarakat terhadap pemerintah membuat mahasiswa mulai melakukan gerakan-gerakan. Gerakan tersebut mendesak dilakukannya reformasi dan menuntut agar Soeharto segera mundur dari Istana Negara. Ini kemudian memicu detik-detik runtuhnya orde baru.

Animo Besar Gulingkan Kekuasaan 32 tahun

Aksi mahasiswa mulai bermunculan di hampir seluruh wilayah Indonesia. Sejak Maret hingga Mei 1998, mahasiswa terus melakukan orasi-orasi dengan tuntutan reformasi mulai dari lingkungan kampus hingga turun ke jalanan. Meski pemerintah melalui Wiranto sebagai Menteri Pertahanan dan Keamanan mencoba melakukan negosiasi, mahasiswa tetap menolak.

Situasi makin parah saat demonstrasi damai oleh mahasiswa tanggal 12 Mei 1998 diwarnai dengan aksi penembakan 4 mahasiswa Universitas Trisakti oleh aparat. Mahasiswa dan rakyat pun marah dengan hal tersebut. Kerusuhan terjadi dimana-mana, penjarahan toko-toko besar, situasi Jakarta semakin mencekam. Bahkan warga negara asing memilih untuk keluar dari Indonesia untuk alasan keamanan.

Runtuhnya Orde Baru, Mundurnya Soeharto

Desakan demi desakan terus bermunculan agar Soeharto mau menyerahkan kekuasaan yang telah ia pegang selama 32 tahun. Akhirnya, melihat kerusuhan yang luar biasa dan animo mahasiswa yang besar agar Presiden Soeharto turun akhirnya terjawab. 21 Mei 1998, tepat pukul 9.05 WIB, Soeharto membacakan pidato pengunduran dirinya disertai dengan permintan maaf dan terima kasih pada rakyat Indonesia. Rezim yang merajalela selama 32 tahun ini akhirnya runtuh, dan Soeharto resmi mundur sebagai Presiden Republik Indonesia dan digantikan oleh wakilnya B.J.Habibie. Itulah runtuhnya orde baru, rezim yang memimpin Indonesia selama lebih dari 3 dekade

Posting Komentar

0 Komentar